Posts

Showing posts from July, 2019

Cerpen - Dibawah Naungan Ilusi

DIBAWAH NAUNGAN ILUSI           Kubuka mataku perlahan. Yang pertama kali kulihat hanyalah kegelapan. Tak ada setitik cahaya pun yang terlihat. Kuedarkan pandanganku ke setiap penjuru, berusaha mengingat kejadian apa yang membuatku bisa berada disini. Namun semua usahaku gagal. Aku tak bisa mengingat apapun. Rasanya, ingatanku sudah mati. Lalu, ku raba benda apapun disekelilingku, yang kudapati hanyalah rumput kecil dan sebuah pohon yang menjadi tempat sandaranku. Jadi, bisa didefinisikan bahwa aku sedang berada dihutan. Dan yang pasti, aku sendirian disini.             Aku mencoba untuk berdiri, namun rasanya sekujur tubuhku remuk dan sangat sakit. Aku meringis kesakitan, setelah mendapati tetesan darah di dahiku. Rasanya aku ingin menangis, aku kesakitan, aku sangat takut, semua bercampur menjadi satu. Aku tak tau harus berbuat apa. Tiba-tiba, kudapati sebuah cahaya dari kejauhan....

Cerpen - Sekelumit Harapan

SEKELUMIT HARAPAN Panas matahari mulai terasa menyengat, seakan-akan membakar pori-pori kulitku. Keringat mulai bercucuran dengan sangat derasnya, hingga menimbulkan bau di sekujur tubuhku. Aku berhenti melangkah dan duduk dibawah sebuah pohon yang cukup lebat. Kuletakkan koran-koran yang masih tersisa di pangkuanku. Ku ambil sebuah buku yang selalu kubawa. Dan akupun mulai menuliskan sesuatu disana. Menorehkan setetes demi setetes tinta dari pena kecilku. Menuliskan huruf demi huruf, kata demi kata, dan merangkainya menjadi sebuah kalimat hingga berupa paragraf. Tiba-tiba, tanpa sepengetahuanku seseorang telah duduk manis di sampingku. “Karanganmu cukup bagus”, kata seseorang yang kumaksud tadi. “Ah, Bimo. Kau mengagetkanku saja”, ujarku pada Bimo yang hanya dibalas cengiran andalannya. “Apa kau tak lapar, Re?”, tanyanya padaku. “Bilang saja kalau kau ingin makan”, sindirku. “Ah, kau tau saja. Ngomong-ngomong, berapa penghasilanmu hari ini?”, tanya Bimo yang membuatku me...

Cerpen - Bersama Menggapai Impian

BERSAMA MENGGAPAI IMPIAN             Mentari pagi telah bersinar dengan terangnya. Seolah-olah membangunkan seluruh jiwa para manusia dari mimpinya. Sementara embun pagi masih bermalas-malasan, kalah dengan burung yang berkicau begitu riang, menyambut pagi yang lengang. Begitupun dengan gadis mungil yang kini tengah bersemangat tuk pergi bersekolah, guna menyambut masa depan yang begitu cerah. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang gadis seumurannya. Dengan baju lusuh dan sebuah kaleng yang selalu digenggamnya, ia menghampiri beberapa orang yang berlalu-lalang di tengah padatnya jalanan kota. Berharap meminta sedikit belas kasihan mereka. Gadis mungil yang berniat pergi ke sekolah itupun mencoba menghampiri gadis pembawa kaleng tersebut karna kasihan. “Hai, namamu siapa?,” tanya gadis itu. “Aku Ica,” jawabnya dengan suara lirih. “Oh. Kenalin, aku Kayla. Kenapa kamu nggak sekolah? Bukannya hari ini ada...