Cerpen - Bersama Menggapai Impian


BERSAMA MENGGAPAI IMPIAN
            Mentari pagi telah bersinar dengan terangnya. Seolah-olah membangunkan seluruh jiwa para manusia dari mimpinya. Sementara embun pagi masih bermalas-malasan, kalah dengan burung yang berkicau begitu riang, menyambut pagi yang lengang. Begitupun dengan gadis mungil yang kini tengah bersemangat tuk pergi bersekolah, guna menyambut masa depan yang begitu cerah.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang gadis seumurannya. Dengan baju lusuh dan sebuah kaleng yang selalu digenggamnya, ia menghampiri beberapa orang yang berlalu-lalang di tengah padatnya jalanan kota. Berharap meminta sedikit belas kasihan mereka. Gadis mungil yang berniat pergi ke sekolah itupun mencoba menghampiri gadis pembawa kaleng tersebut karna kasihan.
“Hai, namamu siapa?,” tanya gadis itu.
“Aku Ica,” jawabnya dengan suara lirih.
“Oh. Kenalin, aku Kayla. Kenapa kamu nggak sekolah? Bukannya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah?,” tanya Kayla dengan polosnya. Bukannya menjawab, Ica hanya menunduk sambil menggeleng pelan.
“Emm, oh iya kamu tinggal dimana?,”
“Aku tinggal di sebuah perkampungan kumuh yang terletak di kolong jembatan ini,” jawab Ica dengan wajah murung.
“Boleh aku mengunjungi rumahmu?,”
“Jangann, kamu pasti jijik melihat rumahku yang kotor dan bau. Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini sebelum terlambat pergi ke sekolah,” ujar Ica memperingatkan.
“Gimana kalau kamu ikut aku ke sekolah? Nanti kita bisa belajar bareng,” Kayla tampak antusias mengajak Ica bersekolah, agar kelak ia bisa menggapai masa depannya dan tidak selamanya menjadi anak jalanan.
“Aku nggak mau, aku harus cari uang yang banyak agar bisa bertahan hidup. Apa dengan sekolah kita bisa dapet uang?,” Ica menolak tawaran Kayla karena merasa dirinya pasti takkan mampu membiayai pendidikannya. Untuk makan sehari-hari saja susah, apalagi ditambah biaya sekolah?, pikirnya.
“Enggak sih, tapi sekolah itu bikin kita pinter dan sukses. Seenggaknya bisa mengubah nasibmu. Tenang aja, nanti aku coba bilang papaku untuk membiayai sekolahmu. Dan juga sepulang sekolah, kita belajar bareng di rumah aku. Nanti kasih uang dan makanan yang banyak buat kamu. Mau?,”
“Mau. Mau,” jawab Ica dengan wajah berseri-seri.
Akhirnya mereka pun pergi ke sekolah dengan menaiki taksi. Di sepanjang perjalanan, mereka saling bertukar cerita. Mulai dari yang suka maupun duka. Kini, sepanjang hari mereka selalu bersama, menggapai masa depan dan impian bersama-sama.


-Wnd

Comments

Popular posts from this blog

Cerpen - Dibawah Naungan Ilusi

Perihal Pena - Pertemuan

Cerpen Millenial - Pesan Terakhir Kakek