Perihal Pena – Rasa
Aku bernama rasa. Aku ada ketika seseorang merasakan aura berbeda di hatinya. Ada kalanya aku bersemayam sejenak di satu hati dan berpindah posisi. Lalu melangkah pergi untuk hati yang tak mau memberi.
Kadang aku terpendam, kadang pula aku tertanam entah berapa lama. Ada saatnya aku akan patah. Ada saatnya aku akan retak. Ada saatnya pula aku akan terbuang bahkan dibiarkan begitu saja.
Aku merasa terkekang ketika seseorang itu terus memendamku. Padahal aku ingin diperhatikan, aku ingin membuat seseorang menghargai kehadiranku. Aku ingin mengatakan kepada mereka yang memilikiku, bahwa aku perlu diungkapkan secara terang-terangan, bukan terus tertahan.
Jika aku terus seperti ini, aku akan meledak. Bisa jadi ledakan itu berbuah indah, bisa jadi pula ledakan itu akan membawa kehancuran. Apalagi untuk orang ketiga, aku seakan tak tau jalan. Aku tumbuh karena ada satu pihak yang berusaha menanam. Tapi, ia tak selamanya memetik. Bisa jadi ia hanya diam tak berkutik lalu meninggalkanku tanpa tau malu.
Aku merasa pilu ketika aku mendengar seseorang bertanya, 'kenapa rasa ini harus ada?'
Lalu apa salahku? Aku ada tanpa sengaja. Aku juga tak mau membawamu ke dalam masalah. Aku hanya ingin kamu bahagia dengan kehadiranku. Tujuan aku tercipta, hanya untuk mengubah duniamu menjadi lebih berwarna dengan hadirnya aku dan temanku yang bernama cinta.
-Wnd
Comments
Post a Comment