Naskah Drama - Berawal dari Sebuah Kesalahpahaman
BERAWAL DARI SEBUAH KESALAHPAHAMAN
Babak 1
Pemain : Gita, Mia, Selo, Dean, Adi, dan Iqbal
Lokasi : di SMP Negeri 4 Pasuruan
Narator : Di sebuah SMP Negeri 4 Pasuruan, terdapat lima orang sahabat yang selalu
bersama. Mereka bagaikan langit dan bumi yang takkan terpisah. Salah satunya
adalah Gita, ia merupakan salah satu siswi yang terkenal dengan prestasinya di
bidang akademik, juga berbakat di bidang sastra. Tak hanya itu, Mia yang
merupakan gadis desa yang kurang mampu pun, juga tak kalah pintar dengannya.
Tak heran, jika kedua sisiwi tersebut saling bersaing dalam merebut prestasi
yang membanggakan.
Siang itu, ketika jam istirahat tiba, seperti biasa Gita, Mia, Selo,
Dean, dan Aldi sedang asyik bermain bersama sembari bersenda gurau dengan
keceriaan yang selalu menghiasi wajah mereka. Dari kejauhan, tampak salah satu
siswa pembuat ulah yang terlihat iri dengan persahabatan lima orang tersebut.
Ia pun mulai berniat untuk menghancurkan persahabatan mereka.
Iqbal :
Wah, aku punya rencana bagus nih buat ngehancurin persahabatan mereka. Liat aja
nanti. Dalam hitungan detik, persahabatan mereka akan hancur lebur seketika
(dengan senyum sinis andalannya)
Babak 2
Pemain : Gita, Iqbal
Lokasi : di Taman SMP Negeri 4 Pasuruan
Keesokan
harinya, disaat Gita sedang berjalan sendirian Iqbal dengan sigap menarik Gita
menuju taman belakang sekolah.
Gita : Apaan sih bal. Main tarik-tarik
sembarangan!
Iqbal : Ssssttt. Aku mau ngomong sesuatu nih,
penting.
Gita : To
the point aja!
Iqbal :
Ehm, kalo dilihat-lihat... Kayaknya, Mia itu sebenerna cuma pura-pura baik. Dia
itu, keliatannya aja baik, tapi sebenernya hatinya busuk.
Gita :
Maksudnya? Bentar deh, kamu jangan coba-coba menghasut aku ya, mana mungkin Mia
seperti itu. Aku kan udah bersahabat lama sama dia.
Iqbal :
Eh, dengerin dulu. Liat deh, semenjak Mia naik peringkat, semua guru bahkan
teman sekelas kita banyak yang muji Mia. Sadar git, Mia itu udah mengambil
semuanya dari kamu. Mulai dari peringkat, prestasi, bahkan perhatian orang-orang
juga diambil sama dia Tapi,terserah deh, mau percaya apa enggak. Yang
pasti, kali ini aku bicara fakta, bukan realita.
(beranjak pergi meninggalkan Gita yang
bimbang dengan ucapan Iqbal)
Babak 3
Pemain : Gita, Mia, Selo, Dean, Adi
Lokasi : di Kantin SMP Negeri 4 Pasuruan
Seperti biasa, lima orang bersahabat tadi
sedang berkumpul di kantin. Kali ini, Gita terlihat sangat lesu, dikarenakan
perkataan Iqbal selalu menghantui pikirannya. Ia mencoba memperhatikan gelagat
Mia dengan baik. Mungkin, kali ini ia percaya dengan ucapan Iqbal.
Selo :
Oh iya, selamat ya Mia, karna udah dapet nilai tertinggi di kelas
Dean :
Iya, kamu hebat Mia. Kalo ada waktu, ajarin aku dong, biar bisa pinter kayak
kamu.
Aldi :
Yaelah, tong kosong kayak kamu, meskipun diajarin pake cara apapun gak akan
bisa pinter. Otakmu itu udah penuh sama yang namanya makanan (sambil mendorong
pelan bahu Dean)
Dean :
Etdah, nih anak kalo ngomong sembarangan aja! Tuh mulut bisa dijaga gak sih
(sambil tertawa terbahak-bahak melihat
kelakuan sahabatnya, begitupun dengan Mia)
Mia :
Udah, jangan berantem mulu. Nanti pasti aku ajarin kok.
Selo :
Wahhh kamu memang sahabat terbaik kita. Good-lah Mia.
Mia :
Iya, kita kan harus saling kompak dan saling membantu.
Selo :
Lho, Gita kamu kenapa? Kok dari tadi cemberut mulu?
Aldi :
Tau nih, kenapa? Habis diputusin?
Gita :
Duh..Kalian itu gak peka banget sih! Dari tadi kalian sibuk muji-muji Mia.
Emang, semenjak Mia naik peringkat dan lebih pinter dari aku, kalian lebih
perhatian ke Mia. Sifat kalian udah berubah. Aku benci sama kalian! (sambil
menggebrak meja dengan emosi yang meluap)
Mia :
Bukan gitu, kita cuma---
Gita :
Udahlah! Ini semua gara-gara kamu! Kamu itu sahabat munafik! (sambil pergi
dengan berlinang air mata)
Aldi :
Dia kenapa?
Dean :
Tau tuh
Mia :
Ini semua salah aku (sambil menunduk lemas)
Selo :
Kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri. Mungkin Gita Cuma salah paham.
Aldi :
Betul kata Selo. Aku curiga, sepertinya ada yang memengaruhi Gita untuk
membencimu.
Dean :
Wah, firasatku juga berkata seperti itu. Tenang Mia, kau tak perlu khawatir.
Biar aku, Selo, dan Aldi yang mencari solusinya dan siapa orang dibalik semua
ini.
Mereka pun kembali ke kelas, dikarenakan
jam pelajaran akan segera dimulai.
Babak 4
Pemain : Gita, Mia, Dean
Lokasi : di kelas
Di dalam
kelas, semua siswa diharapkan mengumpulkan tugas yang telah diberikan. Namun,
Gita tampak kesulitan menemukan buku tugasnya.
Gita : Lahh, buku tugas ku mana? Perasaan aku
taruh di loker tadi (sambil kebingungan)
Mia : Kamu kenapa Git?
Gita : Duhh, buku tugas ku hilangg. Pasti kamu
ya, yang nyuril!
Mia : Enggak, bukan ak—
Gita :
Ah, udahlah. Mana ada maling ngaku!
Dean`: Jangan nuduh
sembarangan dong Git, kan belum ada buktinya. Mungkin, kamunya yang lupa naruh
(ikut menimpali)
Akhirnya,
Gita pun pasrah menerima hukuman untuk berlari mengelilingi lapangan sepuluh
kali dikarenakan buku tugasnya yang tak kunjung ditemukan
Babak 5
Pemain : Gita, Mia, Selo, Aldi, Dean, dan Iqbal
Lokasi : di depan kelas
Setelah
berlari mengelilingi lapangan, Gita pun duduk di sebuah bangku sambil memijit
kakinya yang pegal. Mia tampak kasihan dan menghampiri Gita untuk berniat
memberikannya minuman.
Mia :
Nih, kamu pasti haus (sambil menyodorkan sebotol air mineral pada Gita, namun
malah dihempaskannya ke lantai)
Gita :
Udahlah, kamu itu jangan sok baik! Sekarang kamu puas kan ngeliat aku dihukum!
Puas?!!
Mia :
Gita, apa maksudmu? Aku beneran tidak tau apa-apa.
Gita :
Jangan sok polos kamu! Kamu itu gak sebaik yang aku kenal dulu, Mia. Kamu itu
egois, kamu telah merebut segalanya yang telah aku raih! Mulai dari prestasi
sampai perhatian orang-orang! Semua kamu ambil begitu saja! (sambil mendorong
Mia hingga tersungkur di lantai)
Mia :
Gita, aku beneran minta maaf kalau gara-gara prestasiku membuatmu tak suka.
Tapi aku berani sumpah kalau bukan aku yang mengambil buku tugasmu.
Gita :
Alahh,, semua itu omong kosong! Itu pasti cuma akal-akalan kamu aja kan biar
nilai aku jelek? Apa kamu gak sadar? Kamu itu cuma sebatas gadis desa yang
miskin. Inget, kamu bisa bersekolah disini berkat orang tuaku yang kasihan sama
kamu! Dan jangan lupa, kamu itu masih berhutang budi sama aku!
Mia :
Iya, aku sadar kalau aku hanyalah gadis desa yang miskin. Aku jauh berbeda
denganmu yang merupakan anak keturunan bangsawan yang kaya raya. Tapi kamu juga
gak berhak menghinaku serendah ini! Aku juga punya harga diri!
Di tengah pertengkaran yang dahsyat itu,
datanglah Selo, Dean, Aldi, dan Iqbal.
Selo, Dean dan Aldi : STOPP!!
Selo : Gitaa,
kamu salah paham. Bukan Mia yang mengambil buku tugasmu, tapi Iqbal-lah yang
telah mengambilnya. Dan dia yang telah menghasutmu untuk membenci Mia. Apa yang
dia katakan tentang Mia kemarin, itu hanya tipu dayanya.
Dean :
Iya betul kata Selo. Nih, buktinya buku tugasmu ada di tas Iqbal.
Gita :
Lah, kok bisa? Iqbal, apa bener semua ini perbuatanmu?
Aldi :
Udahlah Bal. Lebih baik kamu ngaku sekarang juga, atau kita aduhin ke BK
Iqbal :
Iya-iya, aku ngaku. Emang aku yang ngambil buku tugas Gita. Maafin aku ya, Mia
udah ngefitnah kamu. Aku cuma iri dengan persahabatan kalian. Please, jangan
di aduin ke guru BK . Aku janji kok gak bakalan ngulangin perbuatan itu lagi.
(Dean, Selo, dan Adi hanya menggelengkan
kepalanya)
Gita :
Emm..,, aku juga minta maaf ya sama kalian, terutama kamu Mia. Aku bener-bener
gak tau, kalau kejadiannya akan seperti ini karena aku terlalu emosi. Aku udah
salah menilai kamu, padahal kamu itu sebenarnya baik.
Mia :
Gak papa, git. Aku udah maafin kamu kok. Bagaimanapun juga, kamu itu kan
sahabat aku dari dulu. Kamu itu gak salah, kamu cuma salah paham aja. Kamu juga
Iqbal, jangan sekali-kali menyebar fitnah yang tidak benar. Itu tidak baik, dan
tidak ada manfaatnya sama sekali. Malah, hal tersebut yang akan merugikan diri
kamu sendiri dan orang lain juga.
Selo :
Bener tuh kata Mia, jangan diulangi lagi, bal.
Iqbal :
(menunduk lemas karena sangat merasa bersalah)
Gita :
Sekali lagi, maafin aku ya gara-gara aku, persahabatan kita jadi terganggu.
Dean :
Sudah, jangan saling menyalahkan diri sendiri. Mulai sekarang, kita harus
saling menjaga kepercayaan dan lebih berhati-hati dalam menilai orang lain.
Aldi :
Iya, bener. Iqbal, kalau kamu iri dengan persahabatan kita, kamu bisa kok
bergabung sama kita. Asalkan, kamu bisa merubah sifatmu.
Iqbal :
Wah, beneran? Kalau gitu, aku mau deh gabung sama kalian. Aku janji gak bakalan
nakal lagi dan berusaha menjadi anakyang baik.
Mia :
Nah, gitu dong. Sesama teman itu harus saling memaafkan dan saling
membantu.
Akhirnya persahabatan mereka bersatu kembali,
dan tidak ada yang memisahkan mereka sampai akhir hayat menjemput
-Wnd
Comments
Post a Comment