Posts

Showing posts from August, 2020

Perihal Pena - Rela

 Rela Merelakan bukan berarti melupakan bukan? Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Aku bahkan rela melepasmu dan menahan air mataku agar tak membasahi pipiku. Karena aku tau, kebahagiaanmu bukan pada diriku.  Aku ikhlas menerima kenyataan panas ini di hidupku. Aku tak mengapa jika suatu saat aku harus melepaskanmu. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, dan terbaik untuk kita. Percuma saja hubungan yang kita jalani tak ada rasa. Dan nantinya sama-sama menyakiti kita berdua. Seperti halnya air dan batu, mungkin kita takkan bisa bersatu. Tapi ada saat dimana batu rela menjadi penopang air dan terbentuklah sungai yang jernih. Ya, seperti itulah hubungan kita. Aku bersedia menopangmu, demi kebahagiaanmu. Jujur, aku kecewa karena kita tak bisa bersama. Karena perasaan kita berbeda, membuat salah satu kita harus mengalah dan pasrah.  Tapi tenang saja. Bersama waktu, akan kulewati hari-hariku tanpa dirimu. Bersama semesta, ku utarakan keluhku pada dunia dan aku pun tak lagi ...

Perihal Pena - Pertemuan

 Pertemuan Aku benci dengan pertemuan itu. Dimana dua belah pihak bertamu dengan hadirnya waktu yang bergulir maju. Pertemuan tanpa wacana itu, seakan menampar dengan nyata. Pertemuan yang membuatku kembali di titik terendah, hingga kepedihan ini semakin tak terarah. Pertemuan yang berhilir, tapi sama sekali tak bisa ditafsir.  Sebagaimana prosa bernada hampa, itulah kenyataannya. Ah, aku tak mungkin melupakannya. Karena begitu banyak cerita yang membingkai sempurna di tengah keadaan yang tak lagi sama. Layaknya awal sebuah kisah pahit yang tercipta tanpa bait, hal ini tentu saja membuat sakit.  Luka yang sama, tertancap begitu tega. Begitu banyak yang kau patahkan, hingga kepayahan ini berbuah menjadi rintihan. Begitu banyak harapan yang kau campakkan, hingga membuat perasaan ini semakin bimbang. Hingga membuatku tak tau arah jalan pulang. Ah, aku tak mengerti. Andai pertemuan itu tak terjadi, kisah kita takkan serumit ini. Terlalu menjanjikan memang. Tapi kenapa janji i...

Perihal Pena - Pelarian

 Pelarian Aku tidak tau mengapa rasa ini masih ada. Tapi aku harap kau mengalaminya juga. Meski nyatanya kau takkan berubah, setidaknya ada setitik rasa yang dulu singgah dan masih enggan untuk pindah.  Aku tau, aku salah. Aku terlalu berharap tentang hubungan lebih yang mungkin membuatmu risih. Itu karenamu juga yang terlalu manis berdalih. Dan aku yang terlalu dalam memahami walau kupikir kau tak perduli.  Aku terlalu jauh dan jatuh dalam kedekatan kita meski kau selalu berkata 'teman sajalah'. Hatiku terlalu sakit untuk mencernanya, seolah memberontak ingin menyumpal mulutmu yang terlalu ambigu itu. Aku gagal menahan degub jantungku, ketika pembicaraan kita bersemu di ujung waktu. Kau terlalu banyak memberi jalan, dimana kita selalu bersama layaknya pasangan. Tapi yang namanya rasa, pasti akan tumbuh tanpa sengaja. Dan kau tak berhak melarangnya. Kau sendiri yang berhasil membuat perasaanku bergejolak, dan kau juga yang membuat rasa sakit itu meledak. Kupikir, hubungan...

Perihal Pena - Cerita di Atas Kertas Bertinta

Cerita di Atas Kertas Bertinta Di bawah naungan renjana, disinilah kita tercipta. Aku yang suka tertawa dan kau yang hobi bercanda. Bersatu, bermesra layaknya saudara tanpa ikatan darah. Bertemankan segenap rasa seolah menyergap dengan gegabah, kisah kita membiru di tengah kelabu. Bersemu dengan lagu Celengan Rindu yang mengalir tanpa sihir, membuatku tak ingin beranjak barang sedetik saja. Berharap membuang waktu lebih lama hingga mentari tak lagi menampakkan diri. Aku yang tengah bahagia dengan alur cerita, dan kau yang berhasil menyempurnakannya. Bak putri kerajaan dan kau adalah pangeran tertampan, kita bersemayam di bangku taman.  Kau menghadirkan banyak kejutan. Lewat sikap yang sangat ku banggakan, kau menghadiahkan mawar putih sebagai lambang kasih, serta sebatang cokelat sebagai pemanis yang begitu memikat.  Semua berjalan begitu romantis layaknya tak ada hambatan yang mengganggu si penulis. Aku tau, skenario Tuhan pasti kan berputar. Dan aku tak bisa membayangkan jik...