Perihal Pena - Rela
Rela
Merelakan bukan berarti melupakan bukan? Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Aku bahkan rela melepasmu dan menahan air mataku agar tak membasahi pipiku. Karena aku tau, kebahagiaanmu bukan pada diriku.
Aku ikhlas menerima kenyataan panas ini di hidupku. Aku tak mengapa jika suatu saat aku harus melepaskanmu. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, dan terbaik untuk kita.
Percuma saja hubungan yang kita jalani tak ada rasa. Dan nantinya sama-sama menyakiti kita berdua. Seperti halnya air dan batu, mungkin kita takkan bisa bersatu. Tapi ada saat dimana batu rela menjadi penopang air dan terbentuklah sungai yang jernih. Ya, seperti itulah hubungan kita. Aku bersedia menopangmu, demi kebahagiaanmu.
Jujur, aku kecewa karena kita tak bisa bersama. Karena perasaan kita berbeda, membuat salah satu kita harus mengalah dan pasrah.
Tapi tenang saja. Bersama waktu, akan kulewati hari-hariku tanpa dirimu. Bersama semesta, ku utarakan keluhku pada dunia dan aku pun tak lagi merasa kesepian. Bersama senja, perlahan rasa ini kan mengepul bersama awan jingga dan udara.
Aku bahagia, karena kamu bahagia. Aku tenang, jika kita sama-sama menjalaninya dengan lapang. Aku kan terus semangat karena pengalaman ini membuatku tetap kuat.
-Wnd
Comments
Post a Comment