Perihal Pena – Jatuh

 Aku seakan jatuh tak berdaya. Bukan jatuh ke dalam pesona, melainkan jatuh ke dalam lubang yang salah. Derai air mata seolah tak bisa mencurahkannya. Peluh di tubuhku nyaris tak tersisa. Terlalu sakit memang. Hingga pandanganku pun kian meremang. 

Aku jatuh dalam kepahitan yang nyata. Bergetar, bergemuruh di dada. Ternyata aku salah langkah. Sehingga akupun tak tau arah. Menjadikanku semakin terlihat lemah.

Bermain-main dengan hati memang tak bisa dipungkiri. Aku begitu rapuh saat tau lara ini semakin tak terbasuh. Aku semakin goyah saat waktu mulai mendefinisikan kebenarannya. Seolah terungkap dengan nyata, apa yang dulu indah kini menjadi sebuah anak panah. Menancap dengan tega, menembus hingga ke ujung nadi. Aku pun seolah tak punya jati diri.

Terkalahkan oleh rasa yang dulu ada, aku tak bisa menemukan makna. Entah seperti apa sebenarnya jatuh cinta. Apa mungkin inilah resiko? Atau buah dari pohon yang tak berbunga? Entahlah. Yang pasti, jatuh cinta itu sakit. Aku berusaha menahan perih ketika cinta ini semakin menggerogoti, membuatku tak ingin jatuh cinta lagi.


-Wnd


Comments

  1. aku sungguh terpesona akan kata-kata yang ada didalam sini

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cerpen - Dibawah Naungan Ilusi

Perihal Pena - Pertemuan

Cerpen Millenial - Pesan Terakhir Kakek