Perihal Pena - Oktober

Hai, Oktober. 

Jangan jahat ya. Aku tau keadaan tak lagi sama. Tapi aku harap, di pergantian bulan ini aku mampu melupakannya. Melupakan semua tentang dia dan tentang kehaluan yang takkan bisa menjadi nyata. 


Di bulan ini, aku banyak belajar dari bulan-bulan sebelumnya. Masalah yang datang silih berganti, membuatku lebih tabah menghadapi apa yang selanjutnya akan terjadi. Tapi, kalau kamu menduga sekarang aku lebih tegar, kau salah. Nyatanya, aku belum pulih dari rasa sakit itu. Rasa yang dulu indah kini telah terpatahkan oleh kata-katamu yang berkilah. 


Aku lupa sejak kapan rasa sakit ini mulai ada. Sejak kapan pula kita tak lagi bertukar cerita. Tak apa. Aku tak masalah. Aku hanya tak ingin menciptakan beban baru yang nantinya akan menyulitkanku. Karena hidupku sudah sulit dan jangan lagi diperumit. 


Aku sadar berkat kamu. Kamulah yang berhasil membuka mataku lebar-lebar tentang kenyataan, bukan candaan. Kau telah menyadarkanku bahwa hidup bukan tentang apa yang kita mau. Hidup bukan tentang masa-masa yang selalu indah. 


Aku berharap, di bulan ini aku bisa menyembuhkan rasa sakit itu. Berusaha menerima kenyataan, berusaha menerima keadaan. Aku juga tak ingin selamanya larut dalam kesedihan. Setidaknya, aku akan melakukan perubahan. 



-Wnd

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cerpen - Dibawah Naungan Ilusi

Perihal Pena - Pertemuan

Cerpen Millenial - Pesan Terakhir Kakek